Alat Penunjang agar Menyablon Lebih Efisien

Alat Penunjang agar Menyablon Lebih Efisien

Dulu saat saya masih nguli di salah satu pabrik jepang ada salah satu istilah yang sangat bagus sekali yaitu KAIZEN (secara logat jepang dibaca Kaizeng). Kaizen memiliki arti perbaikan terus menerus atau dalam bahasa inggris continious improvement. Prinsip ini bila kita gunakan dalam kehidupan kita akan sangat menunjang kesuksesan, karena apa? bila kita terus memperbaiki cara kerja kita dengan mereview hasil dan mencari cara agar hasil lebih maksimal dan efisen maka kemajuan pasti akan diraih.

Dalam dunia sablon salah satu cara menerapkan prinsip kaizen adalah dengan menggunakan alat penunjang sablon. Bila kita tidak menggunakan alat pasti kita akan kesulitan dalam melakukan pekerjaan kita. Misal bila masih pake sistim todong kita dapat pesanan 100 kaos saja pasti akan sangan repot kan. Maka dari itu kita harus pakai alat saat menyablon. Alat apakah namanya? berikut akan saya jabarkan.

Catok
Ada beberapa catok yang saya ketahui dan saya gunakan. Yaitu catok apollo dan catok kupu-kupu. Kalo tidak salah catok apollo menggunakan bandul atau pemberat, jadi saat kita menurunkan screen saat melepasnya akan terangkat otomatis oleh bandul catok tersebut. Sedangkan catok kupu-kupu tidak bisa terangkat otomatis kita harus mengangkat screen sendiri.

Sablon Frame Presisi
Prinsipnya adalah menggunakan frame, jadi screen diletakkan di tengah-tengah screen dan ada alat tambahan untuk malnya (patokannya) yaitu nob.

Itu saja dulu yang saya jelaskan semoga bisa memudahkan pekerjaan sablon anda. Bila ada kekurangan saya mohon maaf. Maklum newbie brohhh..
Pengalaman jadi Tukang Sablon

Pengalaman jadi Tukang Sablon

Sekali-kali saya akan share tentang pengalaman saya sendiri menjadi tukang sablon. Jangan anggap saya ini seorang tukang sablon profesional yah, karena teknik dan pengalaman saya menjadi tukang sablon sendiri masih ecek-ecek alias amatiran. Pertama kali saya menyablon bahkan masih pake sistim kertas dilubangi haha polos sekali ya. Memang semakin kesini saya semakin tahu tentang dunia sablon dengan mencoba belajar afdruk, bikin film sendiri dan lain-lain. Sebagian tutorial ngawur saya sudah saya share di sini.

Pertama kali saya nyablon memang untuk diri sendiri dan bisa menerima pesanan sendiri tapi karena salah manajemen jadi bubar semua dan tak punya arus kas lagi untuk melanjutkan main di bidang sablon. Mau tidak mau saya harus menjual keahlian nyablon saya ini. Saya akhirnya mendaftar di salah satu perusahaan konveksi kecil-kecilan di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Selain karena faktor uang saya juga ingin menambah pengalaman di bidang sablon menyablon. Tidak ingin seperti katak di dalam tempurung saya ingin mencari pengalaman di luar. Memang terbukti keahlian dan teknik sablon saya masih sangat standar. Saya banyak belajar dari tukang sablon senior di perusahaan tersebut.

Produk yang kebanyakn di sablon adalah bahan canvas. Pertama kali menyablon di bahan canvas sangat-sangat susah karena tidak seperti bahan kaos yang lebih gampang di sablon. Bayangkan saja bila menekan rakel terlalu kuat tinta akan mbleber tapi kalo ngambang malah tidak keluar hadehh. Tukang sablon di situ sendiri mengakuinya. Saya bekerja kebanyakan di posisi kenek yang menggesut sendiri tukang sablon senior. Bila menyablon saya hanya di bagian sablon kertas yang relatif mudah. Tapi di sablon kertas untuk kemasan produk tas saya dapat ilmu baru. Namanya ilmu "MAL" baca aja mal ya jangan moll kalo moll itu tempat untuk belanja hehe. Mal itu apa mal menurut pengertian ngawur saya adalah patokan atau acuan untuk menunjang proses sablon. Berguna sekali untuk menempatkan posisi kertas dengan tepat agar tidak melenceng dan hasil sablonan tepat seperti yang diinginkan.

Cukup segini saja ya pengalaman saya semoga ada yang bisa diambil pelajaran. Terima kasih sudah mampir dan membaca.

Salam GESUTTT!
Beda Rubber Netral dengan Rubber Putih

Beda Rubber Netral dengan Rubber Putih

Telah saya jelaskan sebelumnya bahwa salah satu bahan untuk menyablon adalah rubber. Rubber dalam Bahasa Indonesia berarti karet. Memang sifatnya seperti karet dan kalau kering bisa melar seperti karet. Sekarang kita bahas jenis-jenis rubber.
Rubber untuk sablon manual ada dua. Yaitu rubber netral dan rubber putih. Bagaimanakah perbedaannya? Saya jelaskan satu persatu.
Rubber netral atau ada yang menyebutnya rubber warna sifatnya mudah tercampur dengan pigmen warna. Rubber netral sendiri berwarna putih pucat. Karena sifatnya mudah tercampur jadi sering digunakan untuk menghasilkan warna sesuai pigmen warna.
Rubber putih berwarna putih bersih dan sifatnya sulit tercampur dengan pigmen warna. Walaupun kita campurkan pigmen warna banyak rubber putih tidak akan tercampur sesuai.

Rubber putih saya sering menggunakannya untuk dasar sablon kaos yang berwarna hitam. Karena bila kita langsung menyablon rubber warna di atas kaos hitam hasilnya tidak maksimal dan warnanya tidak keluar, oleh karena itu harus pakai rubber putih dulu.

Untuk merek merek rubber sendiri di pasaran banyak mulai dari matsui, quaret dan lain-lain. Rubber berbasis air jadi walaupun dicampur dengan air tidak apa-apa dan pengeringannya bisa cukup dianginkan saja. Lebih maksimal lagi bila pakai mesin press.