Pengalaman jadi Tukang Sablon

Sekali-kali saya akan share tentang pengalaman saya sendiri menjadi tukang sablon. Jangan anggap saya ini seorang tukang sablon profesional yah, karena teknik dan pengalaman saya menjadi tukang sablon sendiri masih ecek-ecek alias amatiran. Pertama kali saya menyablon bahkan masih pake sistim kertas dilubangi haha polos sekali ya. Memang semakin kesini saya semakin tahu tentang dunia sablon dengan mencoba belajar afdruk, bikin film sendiri dan lain-lain. Sebagian tutorial ngawur saya sudah saya share di sini.

Pertama kali saya nyablon memang untuk diri sendiri dan bisa menerima pesanan sendiri tapi karena salah manajemen jadi bubar semua dan tak punya arus kas lagi untuk melanjutkan main di bidang sablon. Mau tidak mau saya harus menjual keahlian nyablon saya ini. Saya akhirnya mendaftar di salah satu perusahaan konveksi kecil-kecilan di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Selain karena faktor uang saya juga ingin menambah pengalaman di bidang sablon menyablon. Tidak ingin seperti katak di dalam tempurung saya ingin mencari pengalaman di luar. Memang terbukti keahlian dan teknik sablon saya masih sangat standar. Saya banyak belajar dari tukang sablon senior di perusahaan tersebut.

Produk yang kebanyakn di sablon adalah bahan canvas. Pertama kali menyablon di bahan canvas sangat-sangat susah karena tidak seperti bahan kaos yang lebih gampang di sablon. Bayangkan saja bila menekan rakel terlalu kuat tinta akan mbleber tapi kalo ngambang malah tidak keluar hadehh. Tukang sablon di situ sendiri mengakuinya. Saya bekerja kebanyakan di posisi kenek yang menggesut sendiri tukang sablon senior. Bila menyablon saya hanya di bagian sablon kertas yang relatif mudah. Tapi di sablon kertas untuk kemasan produk tas saya dapat ilmu baru. Namanya ilmu "MAL" baca aja mal ya jangan moll kalo moll itu tempat untuk belanja hehe. Mal itu apa mal menurut pengertian ngawur saya adalah patokan atau acuan untuk menunjang proses sablon. Berguna sekali untuk menempatkan posisi kertas dengan tepat agar tidak melenceng dan hasil sablonan tepat seperti yang diinginkan.

Cukup segini saja ya pengalaman saya semoga ada yang bisa diambil pelajaran. Terima kasih sudah mampir dan membaca.

Salam GESUTTT!

2 Responses to "Pengalaman jadi Tukang Sablon"